Setiap orang punya prioritas dalam hidupnya. Banyak teman-teman saya yang bekerja dan memiliki peioritas berbeda. Terutama yang masih single dihabiskan buat apa saja gaji mereka. Ada yang selalu update dengan gadet terbaru sebagai hobinya, atau bagi wanita khususnya selalu update fashion terbaru dan perawatan kecantikan sehingga kalo kumpul reuni terlihat sekali berbeda karna semakin cantik. Ada juga yang sudah memikirkan masa depan dengan investasi seperti ikut asuransi, beli emas, reksa dana atau menabung di bank walau belum besar nominalnya bagi saya ini cukup bijaksana. Ada orang yang punya sebuah investasi berbeda yaitu investasi perjalanan. Kenapa melakukan perjalanan dibilang sebuah investasi, bukankah banyak melakukan perjalanan malah menghabiskan uang. Bagi kebanyakan orang berpikir seperti itu tapi bagi sebagian orang tidak demikian. Disini ada alasan-alasan dari beberapa orang mengapa mereka traveling, monggo dibaca.
Kita berpergian awalnya untuk melupakan siapa kita
dan kita berpergian selanjutnya untuk menemukan siapa kita. Kita berwisata
untuk membuka mata hati kita juga untuk mengenal dunia yang terlalu luas untuk
bisa diberitakan di koran koran. Dan kita berwisata sejatinya, untuk menjadi
remaja polos lagi memperlambat waktu dan menikmati indahnya jatuh cinta
(Penulis Travel Pico Iyer)
Twenty years from now, you will
be more dissapointed by the things you did not to do by the things you did do.
So throw off the bowlines. Catch the trade winds in your sail. Explore. Dream.
Discover (Mark Twain)
Melancong adalah cara terbaik
untuk belajar. Anda tidak berpergian untuk membuktikan hidup anda lebih baik
dari orang lain, melainkan untuk mengetahui cara orang lain hidup, apa yang
bisa mereka ajarkan kepada anda dan melihat bagaimana mereka meyikapi realitas
dan keajaiban (Paulo Coelho)
Saya menjadi pencinta alam bukan semata mata karena saya
mencintai alam dan senang menjadi anak gunung , backpacker, traveler, apapun
namanya. Bukan juga karena ingin menaklukkan alam karena alam tak mungkin kita
taklukkan. Menjadi pecinta alam dalam rangka semakin mencintai sang pencipta
alam. Dan alam tak mungkin ditaklukkan karena kita yang sejatinya menaklukkan
diri sendiri . Menaklukkan kecapaian, kemalasan, kesakitan, kelelahan, kehausan
dan sebagainya (Heru Susetyo, the jounal of Muslim Traveler)
Bersafarlah, sesungguhnya dalam
safar (perjalanan) ada lima keuntungan, yaitu menghibur diri dari kesedihan,
mencari hasil usaha (mata pencaharian), memperoleh tambahan ilmu, lebih banyak
menemukan adap kesopanan dan menambah kawan yang baik (mulia). ( Hadis riwayat
Bukhari)
Keliling dunia itu seperti
memberi makan pada mata dan hati. Ia bukan hanya akan memuaskan pandangan mata saja, tapi juga
meluaskan hati. Ketika mendatangi berbagai negara, kita akan sadar betapa
luasnya bumi ini. Betapa beragamnya manusia dan betapa berbedanya satu sama
lain. Keliling dunia membuat kita lebih mensyukuri keindahan ciptaan-Nya,
bahkan menjauhkan kita dari pemikiran yang sempit. Keliling dunia membuat
manusia lebih toleran dan saling menghargai. (Nur Febriani Wardi, Penulis Haram
Keliling Dunia)
Kita butuh waktu untuk pergi
merasakan kesunyian sejati, eksistensi tanpa tujuan, beberapa tindakan
berbahaya guna memaknai hari libur demi menguji batas kemampuan kita demi
mencicipi kesusahan
( Georgo, dalam philosofy of travel)
( Georgo, dalam philosofy of travel)
I am just trying to enjoy the
life to the fullest. Because we never know whwn we’re gonna “leave” this world.
Mumpung masih ada waktu, masih muda, sehat dan masih hidup!! Dari menjelajahi
dunia banyak sekali pengalaman yang didapat dan bisa ngebuka wawasan tentang
cara hidup orang lain . Perbedaan dan persamaan dengan budaya kita dan cara
mereka memandag hidup. So Let’s explore the world (Nila Tanzil)
Aku ingin ke tempat- tempat jauh,
menjumpai berbagai bahasa dan orang- orang asing. Aku ingin berkelana menemukan
arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun,
ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin dan menciut dicengkram
dingin . Aku ingin kehidupan yang menggetarkan. Penuuh dengan penaklukkan. Aku
ingin merasakan sari pati hidup (Andrea Hirata, Penulis Edensor)
Roadtrip mengajarkan kita untuk
tidak berpikir instan. Ada proses dalam pencapaian tujuan, pembelajaran, maupun
suka dan duka. Di dalam perjalanan yang ditempuh dan kemungkinan besar itu
bukan sesuatu yang kita dapatkan di sekolah maupun dirumah. In the modern term,
Let’s name them lesson of life. You don’t life forever to see this beatiful
countryside. Jelajahi bumi tercinta ini selagi kamu masih bisa dan hayati
denyut nadinya yang sesungguhnya. Suatu saat nanti kamu harus lihat langsung
betapa mempesonanya burung cendrawasih yang terbang melintasi hutan hujan
tropis seperti yang saya lakukan saat itu!!! (Sitta Karina)
Bagi saya melakukan perjalanan atau traveling bukan
hanya untuk refreshing menghilangkan jenuh dari rutinitas sehari hari atau
ingin bersenang - senang yang dianggap “keren” tapi lebih kepada pencarian jati
diri, dimana dengan traveling saya belajar memahami dan menghargai orang lain,
melihat segala sesuatu dari sudut pandang berbeda sehingga tidak selalu
menyalahkan hidup. Belajar untuk siaga terhadap sesuatu yang akan terjadi,
belajar dengan segala keterbatasan untuk memecahkan masalah. Yang paling penting
dengan traveling mengingatkan saya dengan sang pencipta. Karena begitu banyak
tanda-tanda kekuasaannya di dunia ini. Allah mencipatakan gunung, laut, lembah,
danau yang begitu indah. Tak ada seorangpun yang bisa menciptakan sesuatu
seperti ini kecuali Allah. Dengan menyaksikan sendiri akan merasa kecil di
dunia ini.