Rabu, 16 September 2015

Nafea faa ipoipo? (When Will You Marry?)



When Will You Marry? (Bahasa Tahiti: Nafea faa ipoipo?) adalah lukisan minyak tahun 1892 karya seniman Pasca-Impressionis Perancis Paul Gaguin. Dipinjamkan ke Kunstmuseum di Basel, Swiss selama hampir setengah abad, lukisan ini dijual secara pribadi oleh keluarga Rudolf Staechelin pada seorang pembeli tak dikenal, kabarnya Qatar Museums, pada bulan Februari 2015 dengan harga hampir $300m atau Rp 3.6 triliun, harga tertinggi yang pernah dibayarkan untuk sebuah karya seni. Lukisan ini dipamerkan di Fondation Beyeler, Riehen, sampai tanggal 28 juni 2015. Lengkapnya baca disini.

Lukisan ini melukiskan gadis yang sedang menunggu pria yang akan mengajaknya menikah, sama seperti yang saya rasakan tapi ga sampe bengong gitu juga kali. Sudah banyak yang menanyakan ini, Kau lukisan Nafea faa ipoipo mau ikut ikutan kepoin kapan saya menikah. Tapi karena kamu salah satu lukisan termahal dan terlihat eksotis dan orisinil baiklah saya akan sedikit bercerita.

When will you marry? I said  I don’t know, haven’t meet soulmate yet, how I’ll answer the question. Ini jawaban dalam hati aja kalo yang keluar dari mulut sih doain aja sambil senyum tipis. Banyak yang tanya ini entah emang perhatian atau kepo doang. Karena perhatian dan kepo itu beda tipis sih. Apalagi kalo yang nanya udah menikah seakan-akan kehidupannya lebih baik ketimbang yang masih  single. Toh menikah itu bukan lomba lari siapa cepat dia menang dapet mendali kan. Emang jadi single ada ga enaknya tapi ada hal yang bisa bebas kita lakukan. Begitu juga yang berumah tangga, bukan bearti setelah menikah ga ada masalah atau seperti di film atau sinetron setelah menikah happy ever after. Malah setelah menikah itu awal kehidupan baru yang lebih menantang. Menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang, budaya, kebiasaan itu semua ga mudah, apalagi kalo pasangannya berbeda negara makin complicated. Ga Cuma butuh cinta tapi juga komitment yang kuat agar bisa mengarungi kehidupan rumah tangga sampai ke tujuan (sok wise)

Setelah menikah pertanyaan “Kapan” itu ga berhenti disitu aja, ada rentetannya lagi. Kapan punya anak? Jawab aja udah usaha tiap malem dengan berbagi gaya Hahhaha. Setelah punya anak satu kapan punya anak lagi biar lebih rame di rumah, Kapan ini kapan itu kapan kamu meninggal ehhh keterlaluan. Lalu apakah saya harus mengikuti desakan pertanyaan – pertanyaan orang dan kalo ga saya dicap jelek dari masyarakat. Kalo pun saya ikuti kata mereka apakah mereka mau bertanggung jawab dengan kehidupan saya nantinya. Kalo saya menikah karena nurutin perkataan orang lalu terjadi sesuatu terhadap rumah tangga saya terus saya bilang ke mereka gara gara mereka nyuruh saya buru-buru nikah gini kan jadinya, Eh yang ada saya dibilang gila toh itu semua resiko saya dan saya sendiri yang harus menanggungnya.

Intinya bukan saya ga mau menikah. Saya ingin sekali menikah dan menjadi keluarga sakinah asalkan saya sudah siap. Siap belumnya saya Allah lah yang maha tahu. Saya hanya berusaha memantaskan diri dan memohon diberikan yang terbaik. Kalo sudah pantas Allah pasti akan pertemukan.





Dear My Future Husband

Dear future husband,
Here's a few things
You'll need to know if you wanna be
My one and only all my life

Take me on a date
I deserve it, babe
And don't forget the flowers every anniversary
'Cause if you'll treat me right
I'll be the perfect wife
Buying groceries
Buy-buying what you need


You got that 9 to 5
But, baby, so do I
So don't be thinking I'll be home and baking apple pies
I never learned to cook
But I can write a hook
Sing along with me
Sing-sing along with me (hey)

You gotta know how to treat me like a lady
Even when I'm acting crazy
Tell me everything's alright


Penggalan lirik lagu dari Megan Trainor. Yeah I like this song, bisa mewakili apa yang ingin dikatakan kepada pasangan nantinya. Dimana saat saya telah menjadi seorang istri saya akan berusaha  menjadi yang terbaik untuk suami. Belanja kebutuhan sehari hari, sibuk urusan masak memasak. Nah ini yang mungkin akan sedikit kacau. Secara saya belum bisa masak. Kalo masak telor dadar, goreng tempe tahu, masak mie rebus cincailah,,,tapi kalo bikin masakan padang yang banyak bumbu  kayak bikin rendang, dendeng balado, gulai ikan tak pandailah saya. Kalo liat nyokap masak di dapur yang disuruh malah cucuin peralatan masaknya bukan ngajarin bikinnya, gimana bisa pinter masak kalo cuma jadi tukang nyuci mulu. Kata nyokap nanti bisa sendiri, mama juga dulu ga bisa masak pas nikah baru bisa. Enak ga enak nanti suami sendirilah yang ngerasainnya, so my future husband maukah mencicipi masakanku hehhehe. Ketimbang ngajarin masak nyokap lebih menggembleng atau mendidik saya dalam kebersihan rumah. Ada juga ya orang yang karena sibuk masak ini itu jadi rumahnya ga keurus tapi nyokap lebih suka jaga kebersihan rumah. Rumah harus disapu, dipel tiap hari, nyuci baju tiap pagi, habis makan langsung cuci piring jangan ada yang numpuk, sikat kamar mandi dan kuras bak mandinya. Yah itulah yang sering saya kerjain dirumah harus cepat dan cekatan kayak militer hahaha lebay. Saya pernah bilang kenapa saya harus lakukin semua ntar aja kan bisa. Kata nyokap iya aja kalo saya nanti punya suami kaya dirumah bisa nyantai nyantai nonton tv tinggal pembantu yang ngerjain semua, kalo ga gimana???

Segala hal dirumah saya harus bisa dari yang mudah ampe yang sulit. Kayak nyokap suka benerin kabel colokan atau ganti kabel setrika sendiri, ganti bola lampu, nyuci mobil sendiri,  jahit menjahit, ngecet rumah dan masih banyak lagi. Yeah I’ll be perfect wife. Saya berusaha menyelesaikan segala hal yang ada di rumah, kalo bisa ga usah nunggu suami pulang kerja untuk nyelesein ini itu. Kan kalo suami pulang kerja rumah bersih dan nyaman jadi enak mesra mesraannya...Hahahah.

Tapi pastinya jadi ibu rumah tangga itu juga bisa stres dan bosan kan sehingga telihat aku tidak cantik seperti muda dulu. Saat saya begitu dear future husband, please ajak saya jalan jalan, atau makan di restoran atau bikin kejutan kecil yang membuat semangat,ceria dan terlihat muda kembali. Walau telah menikah semoga tetap seperti orang pacaran...hihihihi.



Dear future husband, are you ready????

Minggu, 06 September 2015

Curhatan Melankolis

Hai apa kabarmu? mungkin saat ini kamu sedang istirahat setelah banyak menyelesaikan tugas atau kamu sedang berkelana mencari arah mata angin untuk menentukan kompas hidupmu. Aku doakan dimana pun kamu berada dan apa pun yang sedang kamu lakukan selalu baik baik saja. Kamu ingin tahukah kabarku sekarang?, kabarku sekarang kalo masalah kesehatan sih baik – baik saja tapi entah kenapa ada yang kurang baik di dalamnya. Aku sepeti tak bertenanga, tak ada gairah seperti ada beban  di dalam hati. Aku ga tau harus berobat kemana. Oh tapi aku udah sering konsultasi pada Rab ku. Dia bilang aku harus sabar dalam menjalani segalanya. Kata Sabar ini sangat sering aku dengar, Kalo begini harus sabar, kalo begitu juga harus sabar. Tapi ga semua tau arti sabar sesungguhnya. Sama seperti aku bilang pengen banget ketemu sama kamu, jawabannya juga sabar. Apa kamu juga pengen ketemu aku? Apa kamu bisa sabar?.

Aku bingung sebenernya aku ga tau siapa kamu, kamu ada dimana, apa yang kamu lakukan tapi rasanya aku pengen banget ketemu kamu. Ingin merasakan suka duka bersama apalagi saat aku rapuh seperti sekarang. Yang siap memberikan bahu saat aku lelah, yang siap menghapus air mataku saat aku menangis dan yang memegang erat tanganku saat terjatuh. Aku ingin melewati itu bersama.

Aku juga pengen  kita bercerita tentang hal-hal konyol yang kita lakukan lalu menertawakannya bersama. Walaupun aku belum pernah mendaki gunung tapi aku ingin sekali mendaki gunung bersamamu, bermain di pantai atau bersepeda mengelilingi danau. Aku menunggu saat –saat itu. Aku janji untuk menjaga diriku dan berusaha menjadi yang terbaik untukmu, aku harap  kamu juga begitu. Semoga kita dipertemukan pada waktu yang tepat dengan cara yang begitu indah.


(Dari seseorang yang merindukanmu)

Jumat, 04 September 2015

Rute Semesta


Kalo kamu anak 80an yang 80an akhir seangkatan sama saya ini, kebanyakan sudah tau kemana arah hidup kalian.  What is your job, what is your soulmate, how many place have you travel dan banyak lagi pencapaian – pencapaian yang telah didapat pada usiamu saat ini. Salut dengan temen – teman yang telah mencapai itu semua.

Kalo lagi liat sosial media kayak fb, yang diliat temen – temen yang pp nya pake baju pengantin,  foto sama suami atau anaknya, foto teman lagi traveling ke LN, lagi check in di Heathrow airport atau temen lagi snorkling dengan ubur – ubur di pulau kakaban. Aah begitu indahnya hidup, asiknya petualangan mereka sedang aku masih menginjak bumi yang sama. Memang jalan hidup setiap orang itu berbeda-beda, Tuhan telah mengatur yang terbaik untuk setiap hambanya. Ada  orangnya gampang dapet kerja dengan posisi yang bagus pula tapi belum bertemu jodoh. Ada juga yang cepet ketemu jodoh dan fokus mengurus keluarga kecilnya atau ada temen yang masih semangat melanjutkan  pendidikan (semangat woh!)

I’am not a girl but not yet a woman, yang masih mencari jalan hidup yang terbaik. Dimana banyak temen- temenku telah menjadi seseorang, telah berlayar mengarungi biduk rumah tangga but I’m not, it’s so hard to find my way. Saya memiliki rencana hidup. Plan A, B, C, D dan seterusnya tapi blum ada yang berhasil, disaat ada impian yang diidam idamkan hampir mendekat namun harus ditelan dengan kekecewaan. Tuhan berkata lain belum saatnya. Sampai kapankah begini? kadang hati ini lelah, tak ada lagi tenaga untuk memikirkan rencana selanjutnya. Aku butuh kekuatan, butuh petunjuk tapi tak kau berikan (belum). Di ujung malam-malam yang sepi ku berbicara pada bumi agar langit pun mendengar. Apa Kau mendengar??? Ya pasti Kau mendengar. Aku ingin Kau menerangkan jalan hidup ku. Jadi orang sepeti apakah aku? Bermanfaatkah aku? Bisa membahagiakan orang tuakah?. Tapi sampai saat ini pun semua masih terlihat gelap, malah kau berikan jalan berkerikil. Rute apakah ini????

Saat hati ini sedang tenang ku coba mengsikronisasikan dengan pikiran dan aku pun mulai bisa berdamai.
Sabarlah Lani... kamu sedang dalam perjalanan  ke sebuah tempat yang indah. Dimana mungkin belum banyak orang yang pernah kesana. Tapi memang jalan kesana tidak mudah bahkan kamu harus membuat jalan sendiri. Ada jurang yang kalau kamu tidak berhati – hati akan tergelincir dan masuk jurang. Kamu harus kuat berjalan  mendaki gunung, menuruni lembah, banyak tantangan yang akan kamu hadapi membuat kamu lelah dan ingin berhenti saja disini tapi kamu merasa ini bukan tempat yang tepat karena tebing ini bisa longsor dan kamupun ikut terjatuh. Teruskan saja jalanmu ini...

Aku tidak mampu membaca rute semesta ini yang begitu kompleks. Tidak semua hal harus dipertanyakan dan tidak semua hal mendapat jawabanya langsung. Aku hanya bisa sabar dan ikhlas walau sangat sulit menjalaninya. Sabar bukan berati diam dan pasrah saja tapi berusaha sekuat tenaga mencapai tujuan. Ikhlas bukan berarti menerima atau melepaskan seseuatu dengan mudah tapi ikhlas yang sesungguhnya apabila menerima atau melepaskan sesuatu dengan ketidakrelaan tapi berusaha ikhlas.


Selamat Menempuh Rute Semesta!